Central Lampung :
Note ; Tulisan ini adalah Rangkaian memory dari Penulis di Blog Pribadi ini jika ada Tulisan yang Kurang Pas dan Juga Ucapan yang kurang berkenan Mohon di maafkan karena ini hanya Instrumen menyimpan memory Pribadi.
Transmigrasi dan Perbauran Penduduk indonesia Khususnya di Lampung Sudah mengelami dinamika Hidup yang berkepanjangan, Melahirkan adat dan kebiasaan yang baru meski ada akar dari Budaya nenek moyang terkadang Gaya hidup dan style yang memepengaruhi hampir berbeda jauh dengan Budaya inti yah itulah dinamika kehidupan selalu akan ada Perkembangan yang berarti seperti Halnya Komunitas masyarakat Jawa, Bali dan berbagai Suku yang membesarkan Nama Lampung hingga saat ini.
Lampung tanah Yang keras memang dirasakan oleh masyarakatnya terutama oleh sebagiian Elemen masyarakat sesuai adat dan Budaya , dengan berdatanganya Penduduk dari Luar Keadatan Lampung.salah seorang Embahnya temanku yang suku lampung mereka memang Berbagi tanah dalam artian Menjual tanah untuk mendapat meramaikan daerahnya, tak jarang dulunya Suku jawa yang menggarap dan karena Ketekunanya Bisa membeli sebidang tanah untuk Hidup di komunitas Orang Asli.itu adalah sebagian Kecil kehidupan di lampung, adapun tempat tempat yang Dibuka dari Zaman Kolonial Belanda yang mana seperti daerah yang kami Tuju dulu ketika ke lampung adalah Pemukiman Transmigrasi Era Kolonial yang sampai sekarang masih ada dan Besar, sebutlah Desaku Purwodadi,BD 20 Trimurjo adalah Transmigrasi Era Kolonial yang tidak mungkin tergugat karena Keberadaanya memang dari Zaman Baheula Kolonial Belanda, Adapun Bukaan daerah lain yang sekarang berkembang dekat dengan Kampung Pribumi adalah daerah daerah yang di Buka masyarakat pendatang dengan ketekunan dan kegigihan mereka.
Nah adanya Kesenjangan antara Pendatang dan Pribumi inilah yang menghasilkan Gesekan Gesekan yang pernah di suatu masa menjadikan Momok perpecahan yang dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk mengerahkan masa yang besar untuk mengintimidasi masyarakat pendatang yang umumnya selalu mengalah.
Piil atau Prinsip Hidup dengan ikatan adat tertentu pernah di salah gunakan dan di manfaatkan oleh Golongan masyarakat tertentu untuk menghasut masa dan akhirnya menjadi Gerakan yang merusak tatanan kehidupan, apalagi termasuk kadang adalah bukan Prinsip hidup yang bebnar karena yang di bela adalah Oknum individu yang melakukan Kriminal tetapi menghasut masyarakat dengan alasan Piil, nah inilah Pokok bahasan Kita saat ini yang mana Piil/ Prinsip hidup salaing menolong pada kesukuan ini yang dimanfaatkan untuk merusak dan menghancurkan susku lain dengan berbagai alasan dan berbagai kepentingan yang kadang memalukan.
Kriminsalitas yang merajalela, serta Intimidasi daerah yang bergesekan dengan Wilayah Pribumi membuat masyarakat jengah dan bangkit dari kesewenag wenagan sebuah Prinsip Hidup yang salah Arti, ada beberapa waktu yang mencekam dimana ini sudah mencapai Puncaknya jika sebagian di tunggangi Kriminal, ada sebagian yang berakar dari Kriminalitas yang mendalam di dipelososk, semapat mencekam dengan berbagai Aksi Pengerahan masa lintas kabupaten, dan bener semua berakar dari Piil Hidup yang salah, Kriminal di bela, aksi kejaahatan malah dilindungi karena masih saudara, degradasi Mental menjadi kebanggaan akhirnya mengerahkan masa untuk menyerbu daerah lainya.
Kesadaran Tumbuh untuk memberikan Efek Jera pada Komunitas yang main hakim sendiri dengan hadirnya sebuah Persautuan dan Persaudaraan yang terdiri dari Masyarakat Non Pribumi yang tergabung untuk menghalau dan Mengimbangi sebuah kekuatan masa yang di dukung oleh kesalahan Penerapan Piil dan Harga diri, Dulu teringat ketika ada Peristiwa Pembunuhan Pelaku Kriminal yang meresahkan maka akan datang masa Untuk main hakim dan merusak kampung Lokasi kejadian padahal yang lain tidak ada sangkut Pautnya dengan urusan tadi dan terjadilah Konflik berupa Penjarahan dan kekerasan, Sekarang jangan Harap Bisa main hajar ada kekuatan Tandingan yang disegani dimana Persatuan ini akan dengan Cepat tergalang jika ada anggota Paguyuban yang di sakiti atau mengalami masalah Konflik pelik.bahkan Paguyuban Ini mampu membayar Jika harus membayar Denda atau Diyat yang di kumpulkan Bersama. Kesadaran menyeluruh dari anggota Paguyupan ini membuat masyarakat Lemah Memiliki harapan untuk di Hargai dan Eksis hidup bebas tanpa gangguan yang bererti dalam Hidup di Lampung tanah yang keras Tanahnya Para Pendatang dan Pribumi yang harusnya bersatu Erat membangun NKRI , semoga Terhindar dari Perpecahan dan Konflik di kemudian hari.